PUNGGAWANEWS, SINJAI – Pemerintah Kabupaten Sinjai menggelar Rapat Rencana Aksi Daerah (RAD) Tuberkulosis sebagai langkah strategis menekan laju penyebaran penyakit menular tersebut. Rapat berlangsung di Command Center Kompleks Rumah Jabatan Bupati Sinjai pada Selasa (19/8/2025) dengan dipimpin Sekretaris Daerah Andi Jefrianto Asapa.

Penyusunan RAD TB ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis sebagai landasan hukum upaya eliminasi TB melalui pendekatan terukur dan kolaboratif di tingkat daerah.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, drg. Farina Irfani, memaparkan kondisi paradoks dalam penanganan TB di daerah tersebut. Meski secara absolut jumlah kasus TB yang ditemukan mengalami peningkatan dari 2020 hingga 2024, namun persentase penemuan kasus justru menurun.

“Hal ini menunjukkan masih banyak penderita yang belum terdeteksi dan berisiko menyebarkan penyakit lebih luas,” ungkap drg. Farina.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah tingkat kesembuhan yang belum mencapai target 95 persen. Banyak pasien meninggal dunia sebelum atau selama masa pengobatan, bahkan ada yang pindah domisili sebelum menyelesaikan terapi.

Sekda Andi Jefrianto mengingatkan posisi Indonesia yang kini berada di peringkat tiga besar negara dengan beban TB tertinggi dunia. Menurutnya, TB bukan sekadar persoalan kesehatan, melainkan ancaman serius terhadap produktivitas, perekonomian, dan pembangunan sumber daya manusia.

Berdasarkan data terkini periode Januari hingga 11 Agustus 2025, Kabupaten Sinjai telah melakukan skrining terhadap 3.200 orang atau 52 persen dari perkiraan terduga TB sebanyak 6.167 orang.

“Dari skrining tersebut, ditemukan 351 penderita TB atau 31 persen dari estimasi kasus sebanyak 1.142 orang. Sebanyak 291 penderita atau 25 persen sudah menjalani pengobatan,” papar Andi Jefrianto.

Data lebih lanjut menunjukkan 275 penderita atau 95 persen telah diperiksa status HIV-nya, sementara kasus TB anak tercatat 12 orang atau 6 persen dari perkiraan 220 kasus.

Rapat RAD TB ini melibatkan berbagai stakeholder mulai dari Kepala Perangkat Daerah, perwakilan Kementerian Agama, para Camat, Tim Penggerak PKK, pimpinan perguruan tinggi, kepala puskesmas, hingga Forum Kabupaten Sehat.

Turut hadir pula perwakilan organisasi profesi kesehatan seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perhimpunan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI), dan Persatuan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI).

Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan TB secara komprehensif di Kabupaten Sinjai.

_________________________________

Dapatkan Update Berita Terkini dari PUNGGAWANEWS, PUNGGAWALIFE, PUNGGAWASPORT, PUNGGAWATECH, PUNGGAWAFOOD,
Klik Disini jangan Lupa Like & Follow!
__________________________________