PUNGGAWANEWS, OPINI – Berita duka dari Jawa Barat kembali mengetuk kesadaran kita semua. Seorang anak bernama Raya, usianya masih belia, harus berpulang karena penyakit yang tak biasa, yakni cacing bersarang di otaknya, merenggut hidupnya dengan tragis. Bagi orang tua dan keluarga, tentu ini adalah kehilangan yang tak tergantikan. Namun bagi kita semua, kisah ini bukan hanya kabar duka, melainkan juga cermin dari sistem pelayanan publik yang masih memiliki celah untuk diperbaiki.

Kita perlu jujur: tragedi ini tidak serta-merta bisa disederhanakan hanya sebagai “kesalahan” satu pihak. Tidak adil jika hanya menunjuk jari kepada tenaga kesehatan atau aparat pemerintah daerah. Yang lebih penting adalah menjadikan peristiwa ini sebagai bahan refleksi kolektif. Bagaimana sistem manajemen pemerintahan kita bekerja dalam memastikan rakyat memperoleh hak dasarnya: kesehatan, keselamatan, dan masa depan?

Dalam konteks ini, ASN memiliki peran yang sangat sentral. ASN bukan hanya “pelaksana administrasi,” melainkan juga bagian dari wajah negara yang berinteraksi langsung dengan rakyat. Bung Hatta pernah menegaskan: “Pemerintahan yang baik bukanlah pemerintahan yang hanya memerintah, tetapi yang melayani rakyatnya.” Kata-kata ini relevan hingga hari ini. Menjadi ASN berarti bukan hanya menjalankan perintah atasan atau sekadar menggugurkan kewajiban administrasi, tetapi juga menghayati bahwa setiap keputusan dan tindakan membawa konsekuensi nyata pada kehidupan masyarakat.

Tragedi Raya membuka mata kita bahwa manajemen pemerintahan tidak bisa berjalan setengah hati. Sistem kesehatan, misalnya, bukan hanya soal keberadaan puskesmas, rumah sakit, atau tenaga medis. Lebih dari itu, ia harus berfungsi sebagai satu kesatuan yang responsif, proaktif, dan mampu mendeteksi potensi masalah kesehatan sebelum terlambat. Sebuah penyakit yang tampak sederhana bisa berujung fatal jika sistem pendukungnya, deteksi dini, sosialisasi, pencegahan, hingga penanganan cepat tidak berjalan dengan baik.

Di sinilah pentingnya manajemen pemerintahan yang efektif. Henry Fayol, salah satu tokoh klasik manajemen, menekankan bahwa fungsi manajemen bukan hanya mengorganisir dan mengendalikan, tetapi juga memprediksi serta mengantisipasi. Dalam konteks pelayanan publik, berarti pemerintah tidak boleh hanya bereaksi saat masalah sudah besar, tetapi harus mampu mencegah dan melindungi masyarakat sejak dini.

Namun, mari kita melihat ini dengan nada yang bijak. ASN bukanlah pihak yang gagal total, melainkan pihak yang sedang diuji untuk terus berbenah. ASN perlu berefleksi: apakah kita sudah cukup hadir di tengah masyarakat? Apakah koordinasi antar-OPD berjalan optimal? Apakah program pencegahan kesehatan sudah menyentuh keluarga di pelosok desa? Refleksi semacam ini penting, bukan untuk mencari kambing hitam, melainkan untuk memastikan bahwa peristiwa seperti yang dialami Raya tidak terulang kembali.

Lebih jauh, peristiwa ini juga menyentil para pemimpin. Menjadi pemimpin, baik di level pusat maupun daerah, bukan sekadar memerintah atau mengatur. Pemimpin adalah teladan yang harus memastikan roda birokrasi berputar sesuai tujuannya: melayani rakyat. Tugas memimpin bukan hanya tanggung jawab dunia, tetapi juga pertanggungjawaban akhirat. Amanah kepemimpinan adalah amanah besar, yang menuntut keberanian, kebijaksanaan, dan ketulusan untuk mengutamakan kepentingan rakyat.

Raya telah berpulang, tetapi kisahnya bisa menjadi pesan abadi: bahwa pelayanan publik bukanlah sekadar jargon, melainkan urusan nyawa dan masa depan manusia. ASN, pejabat, hingga para pemimpin bangsa perlu mengambil pelajaran ini untuk membangun birokrasi yang bukan hanya efisien di atas kertas, tetapi juga hadir nyata dalam kehidupan rakyat sehari-hari.

Kita semua, sebagai bagian dari bangsa ini, punya tanggung jawab yang sama. ASN perlu memperbaiki pelayanan, pemimpin harus memastikan arah kebijakan yang benar, dan masyarakat pun perlu terus mengingatkan serta bekerja sama. Jika kita mampu menjadikan tragedi ini sebagai titik balik, maka pengorbanan Raya tidak akan sia-sia. Ia akan menjadi pengingat bahwa negara hadir untuk melayani, dan birokrasi ada untuk menjaga kehidupan rakyatnya.

Akhirnya, Bung Hatta pernah berkata: “Negara tidak membuat kita merdeka supaya kita bisa memerintah rakyat, tetapi supaya kita bisa mengabdi kepada rakyat.” Semoga peristiwa ini benar-benar mengingatkan kita bahwa pelayanan publik adalah wujud tertinggi dari pengabdian ASN dan pemimpin bangsa.

WhatsApp Image 2025 08 13 at 18.02.20 52460f13 | PUNGGAWA NEWS

Oleh:

Fajar Lingga Prasetya.,S.AB
Analis Kebijakan Ahli Pertama
Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan
Lembaga Administrasi Negara

_________________________________

Dapatkan Update Berita Terkini dari PUNGGAWANEWS, PUNGGAWALIFE, PUNGGAWASPORT, PUNGGAWATECH, PUNGGAWAFOOD,
Klik Disini jangan Lupa Like & Follow!
__________________________________