PUNGGAWANEWS, JAKARTA – Agenda strategis Presiden Prabowo Subianto melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, selain manfaat utamanya dalam mendukung kesehatan dan kecerdasan generasi muda Indonesia.

Penilaian ini disampaikan oleh pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Tumiran, yang menekankan bahwa MBG sejatinya bukan sekadar program pemenuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi dapat menjadi pemicu terbentuknya ekosistem ekonomi baru yang berbasis industri dalam negeri.

“Program ini bisa menjadi lokomotif ekonomi rakyat. Setiap elemen pelaksanaannya dari penyediaan bahan makanan hingga alat penyajian membutuhkan pasokan besar yang semestinya bisa dipenuhi oleh produsen lokal,” dilansir dari liputan6.com Jumat (23/5/2025).

Ia menjelaskan, kebutuhan masif akan perlengkapan seperti food tray, peralatan masak, dan bahan pokok berpotensi membuka ribuan lapangan kerja baru. Hal ini menjadi sangat relevan di tengah meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.

Namun demikian, Tumiran menyayangkan langkah Kementerian Perdagangan yang berencana melonggarkan aturan impor food tray tanpa izin teknis. Menurutnya, kebijakan tersebut justru bertentangan dengan semangat pemberdayaan industri nasional.

“Produsen dalam negeri sudah mampu memproduksi puluhan juta food tray. Jangan sampai peluang ekonomi ini justru diberikan ke luar negeri. Ini kontra produktif,” tegasnya.

Ia pun mendorong kolaborasi aktif lintas kementerian, seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan, untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri demi mendukung penuh kelancaran dan keberhasilan program MBG.

“Jika seluruh komponen program MBG dipenuhi dari dalam negeri, maka sektor pertanian, manufaktur ringan, hingga industri kemasan akan ikut tumbuh. Ini peluang nyata untuk memperkuat perekonomian nasional secara merata,” pungkas Tumiran.