PUNGGAWANEWS, Takalar, 13 Juli 2025 – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN Makassar berkolaborasi dengan Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan (Pusjar SKMP) LAN, serta  Pemerintah Desa Kalukubodo, menyelenggarakan Sharing Session bertema “Pengelolaan Keuangan BUM Desa” pada Minggu pagi (13/7). Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Kalukubodo, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar ini diikuti oleh perangkat desa, pengurus BUM Desa Daya Guna, serta masyarakat setempat.

Sharing Session ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Politeknik STIA LAN, sebagai wujud pengabdian masyarakat yang menyoroti isu-isu strategis di tingkat lokal. Mahasiswa terjun langsung ke desa untuk mengidentifikasi persoalan, menggali potensi, dan menyusun kegiatan yang memperkuat kapasitas kelembagaan, termasuk tata kelola keuangan BUM Desa agar lebih tertib, transparan, dan akuntabel.

Sebagai pemateri pertama, Humas Pusjar SKMP LAN, Adekamwa, S.Pd., M.I.Kom., menyampaikan pentingnya forum dialogis di tingkat desa sebagai bagian dari praktik baik nasional dalam pengelolaan keuangan publik. “Forum ini merupakan sarana berbagi informasi serta ruang untuk saling belajar dan memperkuat tata kelola usaha desa secara kolektif. Kehadiran mahasiswa KKN Politeknik STIA LAN menjadi representasi nyata bahwa LAN hadir tidak hanya di pusat, tetapi juga menjangkau sampai desa-desa,” ungkap Adekamwa.

  • WhatsApp Image 2025 07 13 at 15.55.39 1 | PUNGGAWA NEWS

Ia juga mengutip pernyataan Kepala LAN RI, Dr. Muhammad Taufiq, D.E.A., yang menekankan pentingnya menjadikan kolaborasi antara desa dan kampus sebagai praktik baik nasional yang perlu diperluas dan direplikasi.

Sesi selanjutnya diisi oleh Mariana, S.Si., Mtr. AP, Penelaah Kebijakan Teknis Politeknik STIA LAN. Dalam paparannya, Mariana menjelaskan bahwa laporan keuangan BUM Desa memiliki fungsi strategis sebagai dasar pengambilan kebijakan keuangan. “Laporan yang baik akan menjadi rujukan utama bagi pemerintah desa dan pengurus BUMDes untuk menentukan arah pengembangan usaha,” ujar Mariana.

Mariana juga menekankan empat tahapan penting dalam siklus pengelolaan keuangan BUMDes, yakni: perencanaan, pencatatan, pertanggungjawaban, dan pengawasan. Menurutnya, setiap tahapan tersebut saling terkait dan harus dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan disiplin administrasi.

Melengkapi sesi tersebut, Marlina Masdjidi, S.E., M.M., yang juga Analis Anggaran Politeknik STIA LAN, memaparkan pentingnya konsistensi dalam penerapan kebijakan akuntansi. “BUM Desa wajib menggunakan metode akuntansi yang konsisten dari waktu ke waktu. Jika metode penyusutan aset tahun sebelumnya menggunakan metode garis lurus, maka sebaiknya tetap digunakan kecuali terdapat alasan kuat dan transparan untuk perubahan,” jelas Marlina.

Ia menambahkan bahwa penyusunan laporan keuangan yang andal memerlukan proses akuntansi yang sistematis, mulai dari pencatatan transaksi harian, pengelompokan ke dalam akun, hingga penyusunan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. “Tanpa proses akuntansi yang benar, laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi usaha yang sebenarnya dan bisa mengganggu transparansi serta akuntabilitas,” tambahnya.

Kepala Desa Kalukubodo, Abdul Gaffar Rate, S.Sos., menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan hari ini. Ia berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan desa, khususnya dalam pengelolaan keuangan usaha desa.

Kami sangat terbuka untuk belajar dan berbenah. Transparansi dan keterbukaan pengelolaan keuangan akan kami jadikan prinsip utama dalam memajukan BUM Desa,” ujarnya.

Dosen Pembimbing Lapangan mahasiswa KKN Tematik Politeknik STIA LAN, Nuraeni Sayuti, SE., M.Si., turut mengapresiasi kolaborasi antara desa dan institusi pendidikan tinggi. Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Desa Kalukubodo atas komitmennya membuka ruang partisipatif bagi mahasiswa dalam mendukung tata kelola desa yang lebih baik.

Sementara itu, perwakilan pengurus BUM Desa “Daya Guna” menyampaikan bahwa saat ini mereka tengah mengembangkan dua unit usaha berbasis ketahanan pangan, yakni sayur hidroponik dan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Sistem ini dinilai lebih efisien karena dapat diterapkan dalam lahan sempit dan padat namun tetap menjaga kualitas air dan hasil panen.

Kegiatan Sharing Session ini mencerminkan komitmen bersama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam membangun sistem pengelolaan keuangan BUM Desa yang transparan dan akuntabel menuju penguatan ekonomi. Desa Kalukubodo menjadi contoh bahwa tata kelola yang baik dapat tumbuh dari desa yang memiliki semangat belajar dan kolaborasi.

Adekamwa – Humas Pusjar SKMP LAN