PUNGGAWANEWS, Dalam kehidupan, setiap amal perbuatan yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya. Namun, ada satu hal yang kerap terlupakan dalam beramal, yaitu keikhlasan. Keikhlasan adalah kunci utama yang menentukan diterima atau tidaknya sebuah amal di sisi Allah SWT. Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena mengharapkan pujian, pengakuan, atau balasan dari manusia.
Tanpa keikhlasan, sebuah amal, meskipun terlihat besar dan mulia di mata manusia, bisa menjadi sia-sia di hadapan Allah. Mengapa demikian? Karena amal yang tidak didasari keikhlasan akan tercampur dengan niat lain, seperti riya’ (pamer) dan sum’ah (mencari popularitas). Kedua hal ini merupakan penyakit hati yang bisa merusak pahala amal.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami hadapi amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)
Ayat ini menggambarkan betapa amal yang tidak didasari niat tulus akan kehilangan maknanya. Amal itu seolah-olah hancur dan tidak memiliki bobot di sisi Allah, seperti debu yang berterbangan dan tidak memiliki nilai.
Riya’ dan Sum’ah: Penghancur Pahala Amal
Riya’ adalah melakukan suatu amal kebaikan dengan tujuan agar dilihat dan dipuji oleh orang lain. Seseorang yang bersedekah, salat, atau membaca Al-Qur’an dengan riya’ sebenarnya sedang beribadah kepada manusia, bukan kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa niat adalah fondasi dari setiap amal. Jika niatnya sudah salah, maka hasil akhirnya pun tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, yaitu pahala dari Allah.
Sum’ah adalah melakukan suatu amal kebaikan dengan tujuan agar didengar dan disebarluaskan oleh orang lain. Misalnya, seseorang yang bercerita tentang kebaikan yang ia lakukan agar orang lain tahu betapa mulianya ia. Sum’ah juga termasuk dalam kategori riya’, dan keduanya bisa menjadi penghalang diterimanya amal.
Keikhlasan: Kunci Diterimanya Amal
Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Keikhlasan menjadikan amal kita murni hanya untuk Allah, sehingga tidak ada campur tangan niat-niat duniawi yang merusak. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak memandang (rupa) badan kalian dan tidak pula harta kalian, tetapi Dia hanya memandang hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Hadis ini menekankan bahwa yang terpenting di sisi Allah bukanlah seberapa banyak amal yang kita lakukan, melainkan kualitas hati yang menyertainya. Hati yang ikhlas adalah hati yang bersih dari segala motivasi duniawi.
Konsekuensi Beramal Tanpa Keikhlasan
- Amal Menjadi Sia-Sia: Seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Furqan: 23, amal yang tidak ikhlas bagaikan debu yang berterbangan. Tidak ada pahala yang didapat, bahkan bisa mendatangkan dosa.
- Jauh dari Ridha Allah: Ikhlas adalah jalan untuk meraih ridha Allah. Tanpa keikhlasan, mustahil seseorang bisa meraih ridha-Nya.
- Terjerumus dalam Kesombongan: Orang yang beramal untuk dipuji biasanya akan merasa lebih baik dari orang lain, yang bisa menumbuhkan rasa sombong.
- Menimbulkan Kekosongan Jiwa: Melakukan kebaikan hanya untuk dilihat manusia tidak akan memberikan ketenangan batin yang hakiki. Ketenangan sejati hanya datang dari hubungan yang tulus dengan Allah.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memperbaiki niat dalam setiap amal yang kita lakukan. Jadikanlah setiap langkah, setiap sedekah, dan setiap ibadah sebagai bentuk cinta dan pengabdian hanya kepada Allah SWT. Karena pada akhirnya, hanya amal yang tulus dan ikhlas yang akan menjadi bekal kita di akhirat kelak.




Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.