PUNGGAWANEWS, OPINI – Di balik deretan perbukitan hijau nan asri di wilayah Sinjai Barat, terhampar sebuah permata desa yang pesonanya telah mengundang decak kagum hingga tingkat nasional.
Kampung Galung di Desa Barania ini berhasil menembus 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022, sebuah pencapaian yang merefleksikan kekayaan alam dan budaya setempat. Di sini, para pengunjung disambut dengan hamparan sawah terasering seluas 25 hektar di kaki Gunung Bawakaraeng.
Kampung ini berada di kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, sebuah kawasan dataran tinggi yang sejuk dan bersih, terletak sekitar 60 kilometer di sebelah barat dari Ibu Kota Kabupaten Sinjai. Akses menuju kawasan ini seolah mengajak setiap pengunjung menelusuri jalur petualangan alami, menyingkap potret desa pegunungan yang masih lestari.
Perjalanan penulis dari Makassar menuju Kampung Galung menempuh waktu sekitar empat jam. Rute yang melalui kawasan wisata Malino, Kabupaten Gowa, menyajikan pemandangan hutan pinus yang menyejukkan. Meskipun sempat terhambat kemacetan ringan di akhir pekan pada pertengahan Mei 2025 lalu, panorama alam pegunungan menjadi penawar yang menenangkan.
Memasuki kawasan Tombolo’ Pao, Penulis merasakan medan jalan mulai semakin menantang. Jalan desa yang menyempit dan terkadang licin menuntut kewaspadaan tinggi, terutama saat berpapasan dengan kendaraan lain.
Sinyal ponsel mulai hilang, dan deru klakson digantikan oleh gemericik air dari lereng gunung. Pemandangan khas pedesaan pun tersaji, di mana beberapa warga setempat memanfaatkan bahu jalan untuk menjemur hasil pertanian seperti padi dan biji kakao.
Untuk mencapai lokasi Kampung Galung, pengunjung harus menyusuri jalan sempit yang seolah menggantung di tepi jurang.
Namun, semua tantangan itu terbayar lunas saat tiba di tujuan. Napas seakan tertahan oleh panorama sawah bertingkat yang membentang sejauh mata memandang, kabut tipis yang menyapu puncak Gunung Bawakaraeng, dan aroma tanah basah yang menyambut hangat.
Harmoni Alam dan Prestasi Desa
Tiba di Desa Barania, Penulis menikmati matahari bersinar lembut, cahayanya tersaring oleh kabut sisa pagi dan kumpulan awan mendung yang menggantung. Inilah permata tersembunyi di kaki Bawakaraeng, yang keberhasilannya masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia pada ADWI 2022 menjadi bukti potensi besarnya.
Tak hanya itu, Desa Barania juga meraih juara pertama kategori Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), sebuah cerminan komitmen kuat terhadap kebersihan dan keberlanjutan.
Prestasi ini tak lepas dari sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah, Ibu Hj. Ratnawati, M.Si, Bupati Sinjai, yang dikenal sebagai sosok visioner yang murah senyum dan piawai dalam mendorong pembangunan berbasis potensi lokal. Semangat itu terasa nyata di Kampung Galung, tempat alam dan manusia hidup dalam harmoni yang berkelanjutan.
Di sebuah gazebo yang menghadap langsung ke sawah terasering, penulis bertemu Bapak Zulchaidir, S.Sos.,MPA, seorang tokoh masyarakat setempat, menjelaskan daya tarik kampungnya. “Siang hari begini paling pas melihat aktivitas warga,” ujarnya.
Menurutnya, setiap waktu menawarkan pesona yang berbeda. “Pagi hari ada kabut dan embun. Tapi siang hari, itulah denyut hidup kampung ini. Inilah keindahan Kampung Galung yang sesungguhnya.”
Langkah-langkah menyusuri jalan beton yang membelah petak sawah akan membawa pengunjung melewati gazebo-gazebo kayu beratap rumbia, tempat sempurna untuk beristirahat. Salah satu titik paling populer adalah anjungan swafoto berbingkai kayu bentuk hati dengan tulisan “Kampung Galung”. Dari titik ini, puluhan petak sawah terasering tampak bertumpuk, menyusun pola geometris alami yang luar biasa.
Suara gemercik air dari saluran irigasi dan desir angin yang membawa aroma rerumputan menciptakan suasana terbaik. Pemandangan ini adalah tantangan bagi lensa kamera mana pun. Sebuah gambar dapat menangkap rupanya, namun ketenangan dan getaran damai yang menyelimuti lembah ini adalah pengalaman yang harus dirasakan langsung.
”Ambil lagi gambarnya,” bisik sebuah suara pragmatis dalam diri Penulis. “Cari sudut yang paling sempurna untuk cerita.” Namun, suara lain yang lebih tenang menimpali,
”Untuk apa? Bukankah kau datang untuk menemukan ketenangan murni, bukan untuk membingkainya?”
Setiap sudut Kampung Galung, dari hamparan sawah menghijau hingga kabut pagi yang merayap perlahan, bercerita tentang harmoni dan ketenangan yang kian langka. Cerita yang terukir di setiap pematang sawah ini menjadi undangan terbuka bagi siapa saja untuk datang, merasakan, dan membawa pulang kenangan terbaik.
Adekamwa | Humas Pusjar SKMP LAN