PUNGGAWANEWS, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto berencana melonggarkan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Menurut Prabowo, regulasi TKDN yang terlalu ketat dapat membuat Indonesia kalah bersaing dengan negara lain.

Wacana ini mendapatkan dukungan dari mantan penasihat ekonomi Presiden AS, Arthur B. Laffer. Dalam acara Manufacture Check yang ditayangkan CNBC Indonesia pada Senin (15/6/2025), Laffer menyebut kebijakan tersebut sebagai langkah positif untuk mendorong perdagangan internasional.

“Biarkan Indonesia memproduksi barang-barang yang mampu diproduksi dengan baik untuk dijual ke seluruh dunia, sementara barang yang tidak dapat diproduksi secara efisien dapat dibeli dari luar negeri,” ujar Laffer.

Laffer juga menyarankan pemerintah Indonesia untuk menetapkan tarif pajak yang rendah dan mengurangi regulasi yang memberatkan. Ia menilai langkah ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi serta pendapatan negara dari produk-produk unggulan.

“Tarif pajak rendah dan regulasi ringan dapat menghasilkan lonjakan aktivitas ekonomi yang luar biasa. Anda akan terkejut dengan dampak positifnya,” kata Laffer.

Menurutnya, jika pemerintah menerapkan strategi ini secara konsisten, target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% pada tahun 2029 bukan hanya dapat tercapai, tetapi juga bisa terlampaui.

Dalam kesempatan sebelumnya, pada acara Sarasehan Ekonomi di Jakarta, Jumat (13/6/2025), Presiden Prabowo meminta para menteri Kabinet Merah Putih agar kebijakan TKDN dirancang lebih fleksibel dan sesuai dengan kondisi nasional.

“Tolong para menteri saya realistis. TKDN harus dibuat lebih rasional. Masalah kapasitas dalam negeri, pendidikan, dan sains itu tidak bisa diatur hanya dengan regulasi TKDN,” tegas Prabowo.

Kebijakan ini diharapkan mampu membuka peluang baru bagi Indonesia untuk lebih kompetitif di kancah global, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.