PUNGGAWANEWS, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar resmi menjalin kolaborasi dengan Google for Education dalam membangun ekosistem pembelajaran berbasis teknologi. Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mendorong transformasi pendidikan digital di era modern.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui pemanfaatan perangkat Chromebook, pemaksimalan akun belajar.id, serta pelatihan kecerdasan buatan (AI) bagi guru dan siswa di Kota Makassar.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk komitmen Pemkot dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif dan berdaya saing global.
“Langkah ini menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi masa depan yang adaptif terhadap teknologi. Dengan pelatihan guru dan infrastruktur yang memadai, Makassar siap menjadi pusat inovasi pendidikan digital di Indonesia,” tegas Munafri, saat menerima kunjungan Education Specialist Google Indonesia, M. Edward Ranggong di Balai Kota Makassar, Senin (26/5/2025).
Pemkot Makassar menargetkan pendirian sekolah digital di setiap kecamatan, yang akan dimulai pada tahun ajaran baru 2025. Untuk jenjang SD, model digital akan diterapkan di kelas 4 hingga 6, sementara SMP akan difokuskan di lima kecamatan berdasarkan daerah pemilihan untuk kelas 7 sampai 9. Guru bersertifikasi digital akan diberi insentif khusus sebagai bentuk apresiasi.
Sekolah digital akan didukung dengan perangkat Chromebook dan akun belajar.id, serta pelatihan AI dari Google. Pemkot juga akan memetakan kebutuhan guru dan siswa, termasuk memastikan akses pendidikan digital bagi anak-anak dari wilayah kepulauan.
Sementara itu, M. Edward Ranggong menjelaskan bahwa Google tengah menargetkan pelatihan satu juta guru dalam tiga tahun ke depan melalui platform AI bernama Gemini.
“Kami percaya pendidikan digital harus dimulai dari guru. Chromebook, yang hanya bisa diakses melalui akun belajar.id, dirancang dengan sistem keamanan tinggi dan efisiensi maksimal. Bahkan bisa digunakan bersama antar siswa, dan secara otomatis masuk ke mode ujian saat ANBK berlangsung,” jelas Edward.
Google juga menawarkan ChromeOS Flex sebagai solusi gratis untuk menghidupkan kembali perangkat lama yang masih digunakan sejumlah sekolah. Hingga saat ini, lebih dari 700 ribu guru telah mengikuti pelatihan Google di Indonesia, dan 25 ribu telah tersertifikasi termasuk 47 guru asal Makassar.
Edward juga memperkenalkan program Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG), yang ditujukan bagi sekolah negeri. Sekolah yang terpilih berhak menggunakan logo resmi Google dan menjalin kerja sama internasional. Program ini telah tersebar di 22 provinsi dan 49 kabupaten/kota, termasuk di Sulawesi Selatan seperti Sinjai dan Soppeng.
“Kami berharap Kota Makassar segera menjadi bagian dari transformasi digital pendidikan nasional melalui program KSRG,” tutup Edward.