PUNGGAWANEWS, Setiap insan di dunia ini pasti akan dihadapkan pada ujian dan kesulitan hidup. Seringkali, saat badai masalah datang, kita merasa sendiri, ditinggalkan, bahkan kehilangan arah. Namun, sesungguhnya Allah SWT tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Ujian yang datang bisa jadi adalah proses untuk menjadikan Anda lebih hebat dan tangguh di masa depan.
Jika Anda merasa gelisah, khawatir, atau terpuruk, ketahuilah bahwa segala keadaan jiwa, hati, dan perasaan kita sudah lebih dulu dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW. Kehidupan beliau adalah miniatur yang dicontohkan kepada kita agar kita bisa belajar mengatasi setiap problematika kehidupan.
Pelajaran dari Masa Sulit Rasulullah SAW
Pernah satu masa, wahyu dari Allah SWT terlambat turun. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum kafir Quraisy untuk mencibir dan menuduh Nabi SAW gila, ditinggalkan oleh Tuhannya, dan kehilangan pegangan. Beliau dituduh frustrasi, bolak-balik tanpa tujuan, bahkan sampai naik ke atas bukit karena gelisah. Tuduhan yang sangat berat ini diterima oleh Nabi SAW.
Namun, setelah berbagai cacian, makian, dan tuduhan, tibalah masanya Allah SWT menurunkan dua surah yang saling berkelindan: Surah Ad-Dhuha (ke-93) dan Surah Al-Insyirah (ke-94).
Dalam Surah Ad-Dhuha, Allah berfirman:
وَالضُّحٰىۙ
“Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah).”
Sumpah ini, menurut ilmu balaghah, bukan sekadar sumpah waktu, tetapi mengilustrasikan waktu kenyamanan yang pernah dilalui. Seakan-akan Allah bersumpah: “Saya bersumpah, Muhammad, demi segala kenikmatan yang pernah engkau rasakan dalam hidupmu, seperti engkau merasakan cahaya dhuha. Engkau pernah senang, pernah tenang, dan pernah nyaman.”
Lalu, Allah melanjutkan:
وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ
“Dan demi malam apabila telah sunyi.”
Ini mengilustrasikan masa-masa masalah yang sangat pekat yang pernah beliau alami, seakan-akan gelapnya malam yang membuat sulit menemukan jalan.
Kemudian, datanglah penegasan yang menghapus segala tuduhan:
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰى
“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.”
Pesan Allah jelas: Baik dalam keadaan nyaman seperti dulu, ataupun saat engkau bimbang dan mengalami masalah pekat seperti sekarang, Tuhanmu tidak akan pernah meninggalkanmu.
Janji yang Membuatmu Lebih Hebat
Setelah penegasan itu, Allah menjanjikan masa depan yang lebih baik:
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰى
“Sungguh, akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan.”
Dan puncaknya:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰى
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.”
Ini adalah janji yang tidak akan pernah diingkari. Allah akan memberikan apapun yang diinginkan oleh hamba-Nya yang tabah dan sabar, hingga ia merasa puas.
Selanjutnya, Allah mengingatkan Nabi SAW akan karunia-Nya di masa lalu sebagai penenang di masa sulit:
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberimu petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukup1an?”
Pesan inti bagi kita: Jika Anda sedang merasa susah, ingat-ingatlah kebaikan dan kemudahan yang pernah Allah berikan di masa lalu. Jika Anda sedang jatuh dalam bisnis, ingat saat Anda meningkat. Allah tidak pernah meninggalkan Anda.
Jangan Lari dari Tekanan
Mungkin ini adalah ujian untuk membuat Anda lebih hebat lagi di masa depan. Jika Anda tidak tahan dengan bantingan yang sekarang, bagaimana Anda bisa mengatasi pelintiran yang akan datang? Dalam kehidupan, Anda mungkin menghadapi penyingkiran, penyungkuran, lipatan, guntingan, bantingan, dan macam-macam tekanan.
Selalu ingat hukum fisika: Gaya (F) selalu berbanding lurus dengan Tekanan (P). Orang yang ingin tampil gaya (hebat) dalam kehidupan, maka dia mesti siap menghadapi tekanan (tantangan) hidup.
Orang hebat tidak akan pernah sepi dari ujian. Ujian itu datang untuk membuat dia lebih kuat menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Teladan Kelapangan Dada
Surah Al-Insyirah turun melengkapi jaminan ini:
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?”
Ini adalah keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Nabi Musa AS, saat berhadapan dengan Firaun, perlu berdoa: “Rabbisyrahli shodri” (Ya Allah, tolong lapangkan dadaku). Beliau meminta kelapangan hati karena tahu karakter Firaun yang akan mencaci dan memaki.
Namun, Nabi Muhammad SAW, sebelum meminta, Allah sudah langsung memberikan janji kelapangan hati: Alam Nasyrah Laka Shadrak. Mulai sejak itu, jangankan dimaki, dilempar batu di Thaif pun beliau hadapi dengan kesabaran. Ketika Malaikat Penjaga Dua Gunung menawarkan untuk menghimpit penduduk Thaif, Nabi SAW menolak.
“Laa, jangan lakukan. Innahum qaumun laa ya’lamun (mereka belum paham saja, mereka belum mengerti). Boleh jadi nanti di masa depan akan lahir hamba-hamba terbaik dari bumi Thaif ini.”
Ketika kelapangan itu muncul, rida dengan ketetapan dan kekuatan hadir dalam jiwanya, seketika turun undangan untuk menunaikan Isra dan Mi’raj. Statusnya diangkat, mendekat kepada Allah, dan bebannya dihilangkan.
Hikmahnya: Jika Anda sedang membawa beban kesulitan, bacalah surah Ad-Dhuha dan Al-Insyirah. Ini bukan sekadar motivasi, tetapi janji Allah yang tidak akan pernah diingkari.
Mendekatlah kepada Allah, bersabarlah, dan yakinkan bahwa ujian saat ini sesungguhnya untuk membuat Anda lebih hebat di masa depan. Jangan pernah menyerah!




Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.