Doa kebangsaan lintas agama di Tugu Proklamasi menjadi simbol persatuan dan tekad bersama untuk menjaga kemerdekaan, merawat kerukunan, dan membangun Indonesia yang bermartabat.

PUNGGAWANEWS, JAKARTA – Suasana khidmat menyelimuti Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Jumat (1/8/2025) saat digelarnya Doa Kebangsaan Lintas Agama. Acara ini mempertemukan para tokoh dari enam agama di Indonesia, yang bersama-sama memanjatkan doa bagi bangsa, sekaligus merefleksikan perjalanan panjang kemerdekaan Republik Indonesia.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya mengajak seluruh hadirin untuk mengaminkan doa yang dipanjatkan para tokoh lintas agama sebagai wujud komitmen bersama mempertahankan kemerdekaan. “Mari kita mengaminkan doa-doa yang tulus ini sebagai bukti tekad kita untuk menjaga kemerdekaan Republik Indonesia tercinta,” ujarnya.

Romo Fransiskus Yance Sengga, perwakilan umat Katolik, menilai doa kebangsaan kali ini memberikan kesejukan dan memperlihatkan keindahan kebinekaan. Ia menegaskan pentingnya membangun jembatan kasih di antara sesama anak bangsa. “Mari kita saling mengasihi sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan mampu mewujudkan cita-cita proklamator,” katanya.

Tokoh Hindu, I Gusti Made Sunartha, melihat kegiatan ini sebagai implementasi sila pertama Pancasila. Ia mengajak seluruh elemen bangsa menjaga harmoni dengan alam, sesama, Tuhan, dan pemimpin. “Doa lintas kebangsaan ini menjadi wujud penghayatan Ketuhanan Yang Maha Esa, sekaligus pengakuan atas peran tokoh agama dalam perjuangan kemerdekaan,” tuturnya.

Dari kalangan Buddhis, Bante Damawudo menyampaikan rasa gembiranya bisa berpartisipasi. “Ini pertama kalinya kami diundang. Kami merasa senang dapat berdoa bersama-sama lintas agama dalam kegiatan ini,” ungkapnya.

Tokoh Kristen Protestan, Pendeta Tommy Lengkong dan Pendeta Mulia Tibriani, mengapresiasi acara ini sebagai simbol kebersamaan sejati. “Kita tidak berbicara mayoritas atau minoritas, tetapi merayakan kebersamaan yang indah,” ujar Pendeta Tommy.

Sementara itu, tokoh Konghucu, Wonsei Sunarta Hidayat, menegaskan bahwa doa adalah sarana memohon pertolongan Tuhan agar bangsa ini menjadi lebih baik di masa depan. “Kita manusia lemah, dan hanya dengan pertolongan Yang Maha Kuasa Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih baik,” tandasnya.

Melalui doa lintas agama ini, para tokoh sepakat bahwa persatuan, kerukunan, dan keadilan adalah fondasi penting untuk menjaga keutuhan dan kejayaan Indonesia.


Dapatkan Update Berita Terkini dari PUNGGAWANEWS, Klik Disini jangan Lupa Like & Follow!