PUNGGAWANEWS, SINJAI — Fenomena antrean panjang kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih mewarnai keseharian masyarakat Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Kondisi ini bahkan memicu kemacetan karena deretan kendaraan bermotor kerap membludak hingga memenuhi bahu jalan.

Tidak kurang dari lima SPBU di wilayah tersebut mengalami lonjakan antrean serupa. Lokasi yang paling terdampak meliputi satu SPBU di Sinjai Selatan, satu unit di Sinjai Timur, serta tiga SPBU di kawasan Sinjai Utara.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM) Kabupaten Sinjai, A. Irwansyahrani Yusuf, membenarkan adanya permasalahan distribusi BBM di daerahnya.

Pihaknya mengungkapkan bahwa tim dari dinas telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan melakukan komunikasi dengan manajemen SPBU setempat untuk mengidentifikasi akar persoalan.

“Kepala bidang beserta staf kami telah melakukan wawancara langsung dengan pengelola SPBU. Mereka menyampaikan bahwa alokasi BBM yang diterima mengalami pemotongan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi mengenai besaran pengurangan kuota tersebut,” ungkap Irwansyahrani dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Merespons keluhan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Sinjai tidak tinggal diam. Langkah konkret telah diambil dengan mengajukan permohonan penambahan kuota BBM kepada instansi berwenang.

“Pekan lalu, Ibu Bupati telah mengirimkan surat permohonan penambahan kuota kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas),” jelas Plt Kepala Dinas Perindag ESDM tersebut.

Ia menegaskan bahwa pemkab terus berupaya mencari solusi jangka pendek maupun jangka panjang agar kebutuhan BBM masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, pemotongan pasokan BBM untuk wilayah Sinjai terbilang cukup drastis. Salah satu SPBU di Sinjai Utara, misalnya, mengalami pengurangan jatah Pertalite dari 24 ton per hari menjadi hanya 16 ton. Sementara pasokan Solar dipangkas lebih dalam, dari 16 ton menjadi 8 ton per hari—atau turun hingga 50 persen.

Pemotongan signifikan ini dinilai menjadi pemicu utama terjadinya antrean berkepanjangan yang mengganggu aktivitas warga. Masyarakat berharap pemerintah pusat dapat segera mengambil langkah untuk menormalisasi pasokan BBM di Kabupaten Sinjai.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari BPH Migas atau PT Pertamina terkait pengurangan kuota BBM di wilayah Sinjai.

_________________________________

Dapatkan Update Berita Terkini dari PUNGGAWANEWS, PUNGGAWALIFE, PUNGGAWASPORT, PUNGGAWATECH, PUNGGAWAFOOD,
Klik Disini jangan Lupa Like & Follow!
__________________________________