Maurice dan Maralyn Bailey Berhasil Bertahan Hidup dengan Hanya Rakit Penyelamat Setelah Kapal Pesiar Mereka Dihantam Paus Sperma
KISAH NYATA Samudra Pasifik, 1973 – Petualangan romantis di laut lepas berubah menjadi perjuangan hidup mati bagi sepasang suami istri asal Inggris yang terdampar selama hampir empat bulan di tengah Samudra Pasifik.
Maurice dan Maralyn Bailey sedang menikmati pelayaran impian mereka dengan kapal pesiar Auralyn ketika tragedi menimpa. Di perairan dekat Kepulauan Galapagos, kapal mereka ditabrak oleh seekor paus sperma yang menyebabkan kerusakan fatal. Kapal mulai tenggelam perlahan, memaksa pasangan ini meninggalkan seluruh harta benda mereka dan menyelamatkan diri menggunakan rakit penyelamat dan perahu karet kecil.
“Dalam hitungan jam, hidup kami berubah total. Dari kenyamanan kabin kapal, tiba-tiba kami harus menghadapi lautan luas dengan perlengkapan seadanya,” demikian kisah yang kemudian mereka tuangkan dalam buku mereka.
Selama 118 hari berikutnya, pasangan ini mengalami penderitaan yang hampir tak terbayangkan. Tanpa radio komunikasi, tanpa suar darurat, dan tanpa kepastian akan penyelamatan, mereka hanya mengandalkan kekuatan mental dan fisik untuk bertahan hidup.
Untuk mempertahankan nyawa, Bailey bersaudara terpaksa beradaptasi dengan cara yang ekstrem. Mereka mengumpulkan air hujan untuk diminum dan memakan segala yang bisa didapat dari laut, termasuk ikan mentah, burung laut, bahkan hiu kecil. Kondisi fisik mereka terus memburuk dengan luka terbuka, kulit yang terbakar sinar matahari, dan tubuh yang semakin melemah.
Yang membuatnya semakin menyiksa adalah ketika beberapa kapal melintas di kejauhan namun tidak ada yang melihat keberadaan mereka. Harapan bangkit dan pupus berkali-kali selama berbulan-bulan.
Meski demikian, kekuatan cinta dan dukungan satu sama lain menjadi kunci survival mereka. “Kami saling menjaga, saling menguatkan, dan yang terpenting, tidak pernah menyerah,” tulis mereka dalam catatan harian.
Keajaiban akhirnya terjadi setelah mereka terombang-ambing sejauh 2.400 kilometer. Sebuah kapal penangkap ikan Korea Selatan menemukan dan menyelamatkan mereka. Dunia internasional kemudian terpukau dengan kisah survival luar biasa ini.
Pengalaman traumatis tersebut diabadikan dalam buku berjudul “117 Days Adrift” yang menjadi catatan autentik tentang perjuangan hidup dan kekuatan cinta dalam situasi paling ekstrem.
Yang mengejutkan, pasangan ini tidak kapok dengan laut. Mereka justru kembali berlayar ke tempat yang pernah hampir merenggut nyawa mereka, membuktikan bahwa pengalaman tersebut tidak menghancurkan semangat petualangan mereka, melainkan memperkuat ikatan dan pemahaman mereka tentang arti sesungguhnya dari ketangguhan dan kebersamaan.
Kisah Maurice dan Maralyn Bailey bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang kekuatan harapan yang tidak pernah padam dan ketahanan manusia dalam menghadapi cobaan yang paling berat.
Sumber: Buku “117 Days Adrift” oleh Maurice & Maralyn Bailey