PUNGGAWANEWS, JAKARTA – Gagasan penggunaan akun tunggal media sosial kian mencuat seiring derasnya arus informasi digital di Indonesia. Ide ini diyakini dapat menjadi salah satu cara mengurangi penyebaran disinformasi yang marak beredar.
Meski begitu, sejumlah pengamat menilai efektivitas akun tunggal masih perlu diuji. Pasalnya, kehadiran satu akun resmi tidak serta merta mampu menghentikan derasnya hoaks tanpa diikuti langkah strategis lain seperti literasi digital, regulasi jelas, hingga transparansi pengelolaan.
Potensi dan Kelebihan
Melalui akun tunggal, setiap informasi resmi yang keluar diharapkan lebih konsisten, mudah diverifikasi, serta dapat dipertanggungjawabkan. Publik pun tidak lagi dibuat bingung oleh banyaknya versi klarifikasi dari sumber yang berbeda-beda.
Tantangan di Lapangan
Namun di sisi lain, para analis mengingatkan adanya risiko monopoli informasi. Jika tidak dikelola secara terbuka, akun tunggal justru bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik. Terlebih, kecepatan dalam merespons isu di berbagai daerah menjadi tantangan besar mengingat masyarakat kerap lebih percaya pada sumber lokal atau komunitas terdekat.
Harapan dan Jalan ke Depan
Penguatan literasi digital masyarakat dinilai menjadi kunci utama agar akun tunggal dapat berjalan efektif. Edukasi publik tentang cara memilah informasi yang benar dari sumber resmi harus berjalan seiring dengan kebijakan akun tunggal.
Dengan demikian, gagasan akun tunggal media sosial ini bukan sekadar soal teknis pengelolaan akun, melainkan juga komitmen bersama dalam menjaga ruang digital tetap sehat dan bebas dari disinformasi.




Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.