PUNGGAWANEWS, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terpaksa membatalkan kunjungan kerja ke Pangandaran dan langsung menuju pusat kerusuhan demonstrasi di kawasan Gedung Sate, Bandung, pada Jumat malam (29/8/2025).

Keputusan mendadak tersebut diambil setelah Gubernur menerima laporan bahwa situasi demonstrasi semakin memanas dan terjadi pembakaran bangunan di depan gedung DPRD Jawa Barat.

“Gubernur sebenarnya sudah bersiap ke Pangandaran untuk bertemu warga, tetapi begitu mendapat informasi ada pembakaran rumah di depan DPRD Jabar, beliau langsung mengarahkan perjalanan ke Gedung Sate,” ungkap salah satu staf gubernur seperti dikutip dari bisnis.com, Sabtu (30/8/2025).

Sekitar pukul 20.00 WIB, Dedi Mulyadi mencoba menembus kerumunan demonstran dari arah Jalan Trunojoyo. Sebelum turun, gubernur telah mempersiapkan diri dengan mengoleskan pasta gigi pada wajahnya sebagai antisipasi efek gas air mata.

Upaya dialog dengan para mahasiswa sempat terganggu ketika aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Dalam situasi yang kacau tersebut, Gubernur bahkan sempat terkena lemparan dan mengalami luka di pelipis kiri akibat gas air mata yang menyebabkan matanya memerah dan perih.

Personel TNI kemudian mengevakuasi Dedi Mulyadi ke rumah dinas Sekretaris Daerah Jawa Barat untuk mendapat perawatan medis dari dokter TNI. Namun, istirahat gubernur hanya berlangsung sekitar dua jam.

Pukul 22.20 WIB, laporan masuk bahwa sekelompok demonstran berhasil merusak dan menjebol gerbang Gedung Sate. Dedi Mulyadi segera kembali ke lokasi dan mendapati Gedung Setda B bagian barat telah terbakar.

Dalam rekaman video yang tersebar luas, terlihat Gubernur meminta agar api segera dipadamkan sambil berusaha berdialog dengan massa. Dengan kondisi mata masih memerah akibat gas air mata, Dedi duduk dan mengaitkan kedua tangannya ke gerbang Gedung Sate sebagai simbol keberadaannya di tengah demonstran.

Berbagai cara dilakukan gubernur untuk meredakan emosi massa, mulai dari bercerita tentang kenangan masa SMA hingga menampung aspirasi demonstran yang meminta pembubaran DPR RI. Tidak sedikit kata-kata kasar dan tuntutan personal yang dilontarkan demonstran, termasuk permintaan bantuan biaya kuliah dan kebutuhan makanan serta ongkos pulang.

Merespons permintaan makan dari massa, Dedi Mulyadi menawarkan untuk membelikan nasi padang dan meminta demonstran menghitung jumlah mereka. Gubernur juga terus menanyakan kapan massa akan membubarkan diri, dan ketika dijawab setelah tengah malam, ia berjanji akan menunggu hingga mereka pulang.

Situasi berangsur membaik memasuki pukul 02.00 dini hari ketika kelompok yang bertindak anarkis mulai meninggalkan lokasi. Dedi Mulyadi kemudian mengajak sisa demonstran yang masih bertahan untuk makan bersama di warung pinggir jalan, ditemani pengawalan TNI.

Kerusuhan benar-benar reda pada pukul 03.00 dini hari setelah gubernur dengan sabar menemani para demonstran menyantap pecel ayam dan pecel lele.

“Alhamdulillah saya baik-baik saja,” kata Dedi Mulyadi kepada wartawan. Gubernur menegaskan tidak mempermasalahkan adanya demonstrasi, namun harus dilakukan dengan cara yang santun tanpa tindakan anarkisme yang merugikan dan merusak aset pemerintah.

“Memang wajar mereka mengekspresikan kekecewaan karena rakyat merasa belum mendapat keadilan. Namun, tidak boleh berbuat tidak adil kepada pihak lain. Ke depan, siapa pun yang bertindak anarkis di Jawa Barat akan saya sikapi tegas karena merugikan orang lain,” tegas Dedi Mulyadi.

_________________________________

Dapatkan Update Berita Terkini dari PUNGGAWANEWS, PUNGGAWALIFE, PUNGGAWASPORT, PUNGGAWATECH, PUNGGAWAFOOD,
Klik Disini jangan Lupa Like & Follow!
__________________________________