PUNGGAWANEWS, MAKASSAR – Pelatihan Desa Madani resmi ditutup pada hari selasa, 22 Juli 2025, diikuti oleh seluruh peserta, para fasilitator, coach, para penguji dan pegawai Pusjar SKMP. Kegiatan ini juga menandai berakhirnya rangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama 60 hari yang dilaksanakan secara blended learning. Kegiatan ini diikuti oleh para perangkat desa dari berbagai desa di Kabupaten Sinjai, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Pangkajene & Kepulauan yang berkomitmen untuk membangun desa yang inklusif, partisipatif, dan berdaya saing. Penutupan dilakukan secara resmi oleh Kepala Pusjar SKMP, Dr. Muhammad Aswad, M.Si yang menyampaikan apresiasi atas semangat dan partisipasi aktif seluruh peserta.
Dalam laporan penyelenggaran, ketua Tim Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan, Muhammad Ikbal Thola, menjelaskan bahwa selama penyelenggaraannya peserta telah menempuh beberapa mata pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi perangkat desa. Pada tahapan akhir, penyelenggara melakukan evaluasi atas implementasi inovasi dari setiap desa dengan melaksanakan ujian didampingi oleh para coach masing-masing kelompok pada hari selasa, 22 Juli 2025. Para peserta telah menghasilkan berbagai solusi yang inovatif terhadap permasalahan dan tantangan di desa masing-masing, yang secara nyata telah menguji serta memperlihatkan kemampuan peserta.
Dalam sambutannya, Muhammad Aswad menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan hanya sebatas transfer pengetahuan, tetapi kita memperkenalkan konsep Desa Madani—sebuah desa yang mandiri, adil, dan inovatif. Desa Madani tidak hanya bicara tentang pembangunan fisik, tetapi lebih kepada bagaimana desa membangun kesadaran kolektif, tata kelola yang adil, dan kemampuan menyelesaikan persoalan melalui inovasi yang lahir dari akar rumput.
Pembekalan yang diberikan selama Pelatihan Desa Madani juga adalah berpikir kreatif, kemampuan merancang inovasi, serta keberanian mengambil inisiatif dalam menghadirkan terobosan baru di desa masing-masing. Kami percaya bahwa setiap desa memiliki potensinya sendiri, dan perangkat desalah yang bisa mengubah potensi itu menjadi kekuatan nyata melalui inovasi.
Hal ini sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Republik Indonesia, yaitu “Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
”Inovasi di desa adalah jembatan untuk mewujudkan cita-cita tersebut—karena hanya dengan inovasi, desa bisa keluar dari ketergantungan dan menjadi pusat pertumbuhan baru yang inklusif dan berkeadilan.”
Antusiasme peserta terlihat dari berbagai hasil kerja kelompok, diskusi interaktif, dan rencana aksi nyata yang akan diterapkan di desa masing-masing. Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan seluruh peserta mampu menjadi agen perubahan yang membawa semangat madani dalam membangun desa yang maju dan bermartabat. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan sertifikat, foto bersama, dan penyampaian pesan inspiratif dari perwakilan peserta.




Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.