Pola hidup sehat dimulai dari pemilihan makanan yang tepat. Sayangnya, beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari ternyata dapat meningkatkan risiko perkembangan sel kanker dalam tubuh.
PUNGGAWANEWS, Kesehatan adalah aset paling berharga dalam hidup manusia. Di era modern ini, berbagai penyakit degeneratif seperti kanker semakin mengkhawatirkan dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Meskipun faktor genetik dan lingkungan berperan dalam perkembangan kanker, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pola makan dan pilihan makanan sehari-hari memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko terkena penyakit ini.
Sayangnya, banyak makanan yang kita konsumsi secara rutin tanpa menyadari potensi bahayanya. Makanan olahan, daging yang dibakar pada suhu tinggi, makanan yang mengandung bahan pengawet berlebihan, serta berbagai jenis makanan lainnya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker berdasarkan hasil penelitian epidemiologi dan laboratorium.
Para ahli kesehatan terus mengingatkan bahwa pilihan makanan yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan terhadap risiko terkena kanker. Sel-sel kanker dapat berkembang lebih pesat ketika tubuh terus terpapar makanan dan minuman yang mengandung zat karsinogenik.
1. Daging Olahan: Ancaman Tersembunyi di Balik Kelezatan
Berbagai produk daging olahan seperti sosis, nugget, hot dog, kornet, dendeng, ham, dan salami ternyata menyimpan bahaya kesehatan. Proses pengawetan yang melibatkan pengasapan, pengasinan, dan pengalengan dapat menghasilkan senyawa berbahaya.
Riset yang dipublikasikan pada 2018 mengungkapkan bahwa penggunaan nitrit dalam pengawetan daging dapat membentuk senyawa N-nitroso yang bersifat karsinogenik. Sementara itu, proses pengasapan menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang juga memicu kanker.
Studi komprehensif tahun 2019 menegaskan bahwa daging olahan menjadi faktor risiko utama kanker usus besar. Penelitian lain di tahun yang sama juga menunjukkan keterkaitan antara konsumsi daging olahan dengan kanker lambung.
2. Gorengan: Nikmat Sesaat, Bahaya Jangka Panjang
Makanan yang digoreng pada suhu tinggi mengandung akrilamida, senyawa yang terbentuk ketika makanan bertepung terpapar panas ekstrem. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) telah mengklasifikasikan akrilamida sebagai zat yang berpotensi karsinogenik bagi manusia.
Tinjauan ilmiah tahun 2018 membuktikan sifat karsinogenik akrilamida melalui eksperimen pada hewan uji. Penelitian 2020 lebih lanjut menjelaskan bahwa akrilamida dapat merusak DNA dan memicu kematian sel yang tidak normal.
Konsumsi gorengan secara berlebihan juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, kondisi yang dapat memperparah stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh.
3. Bahaya Memasak dengan Suhu Berlebihan
Teknik memasak dengan suhu tinggi, terutama untuk daging, dapat menghasilkan zat karsinogenik berbahaya. Artikel ilmiah tahun 2020 menjelaskan bahwa pemanasan daging pada suhu ekstrem menghasilkan PAH dan amina heterosiklik (HCA).
Kedua senyawa ini mampu mengubah struktur DNA sel dan meningkatkan risiko kanker. Para ahli merekomendasikan metode memasak yang lebih aman seperti merebus, memanggang dengan suhu rendah, atau menggunakan slow cooker.
4. Produk Susu: Dilema Kalsium dan Risiko Kanker Prostat
Meskipun kalsium penting untuk kesehatan tulang, konsumsi produk susu berlebihan ternyata dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat pada pria. Susu, keju, dan yogurt dapat menurunkan kadar hormon pelindung yang mencegah perkembangan sel kanker prostat.
Ulasan penelitian 2020 mengungkapkan bahwa produk olahan susu meningkatkan kadar faktor pertumbuhan mirip insulin 1 (IGF-1). Peningkatan IGF-1 ini dapat mempercepat proliferasi sel kanker prostat.
5. Gula dan Karbohidrat Olahan: Pemicu Tidak Langsung
Minuman manis, makanan panggang, roti putih, nasi putih, dan sereal manis dapat secara tidak langsung meningkatkan risiko kanker. Konsumsi makanan tinggi gula dan tepung olahan dapat memicu diabetes tipe 2 dan obesitas.
Studi tahun 2020 menunjukkan bahwa kedua kondisi tersebut memicu peradangan kronis dan stres oksidatif yang meningkatkan risiko kanker tertentu. Tinjauan 2019 mengonfirmasi bahwa diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium.
Kadar glukosa darah tinggi akibat konsumsi gula berlebihan juga menjadi faktor risiko kanker kolorektal, menurut penelitian 2017.
6. Alkohol: Penyebab Kanker Nomor Dua Dunia
Konsumsi alkohol berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko kanker mulut, kerongkongan, hati, usus besar, dubur, dan payudara. World Health Organization menempatkan alkohol sebagai penyebab kanker kedua terbesar di dunia setelah rokok.
Tinjauan ilmiah 2017 menjelaskan bahwa asetaldehida, produk metabolisme alkohol, dapat merusak DNA dan meningkatkan stres oksidatif. Senyawa ini juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kesulitan mendeteksi dan menghancurkan sel prakanker.
Pada wanita, alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen yang dikaitkan dengan risiko tinggi kanker payudara reseptor estrogen positif, berdasarkan studi 2015.
Langkah Pencegahan
Para ahli menyarankan untuk mengganti makanan berisiko dengan alternatif yang lebih sehat. Pilih roti gandum utuh, pasta gandum utuh, nasi merah, dan biji-bijian sebagai pengganti karbohidrat olahan. Batasi konsumsi alkohol dan hindari memasak dengan suhu terlalu tinggi untuk meminimalkan risiko kanker.