PUNGGAWANEWS, JAKARTA — Saat membahas kopi, publik umumnya hanya mengenal dua jenis utama: arabika dan robusta. Kedua varietas ini memang paling banyak beredar di pasaran, terutama di kedai-kedai kopi dan kafe. Namun, ada satu jenis kopi lain yang tak kalah menarik dan mulai mendapat perhatian, yaitu liberika.
Dikenal sebagai kopi komersial paling populer ketiga di dunia, liberika memiliki karakter yang khas dan berbeda dari arabika maupun robusta. Rasanya cenderung kompleks, dengan aroma fruity yang otentik serta profil rasa woody dan smoky yang kuat. Tak sedikit penikmat kopi yang menyandingkan liberika dengan susu untuk menyeimbangkan rasa pahit alaminya.
Liberika dan Jejaknya di Filipina
Filipina merupakan salah satu negara yang membudidayakan empat varietas kopi komersial: arabika, robusta, liberika, dan excelsa—dengan excelsa sendiri secara teknis dikategorikan sebagai subvarietas liberika, termasuk jenis lokal seperti barako. Benih pertama liberika ditanam di Amadeo, Cavite, pada tahun 1876, jauh sebelum kota itu resmi berdiri.
Meski bukan tanaman asli Filipina, liberika memiliki sejarah panjang di negara tersebut. Kopi ini pertama kali berasal dari Liberia, Afrika Barat, sebelum menyebar ke berbagai wilayah dunia. Salah satu teori menyebutkan bahwa liberika dibawa oleh para musafir Muslim melalui jalur ziarah, melewati Ethiopia dan Timur Tengah sebelum akhirnya sampai ke Asia Tenggara.
Liberika pernah berjaya pada masa krisis global kopi tahun 1890, ketika wabah coffee rust menghancurkan sekitar 90% produksi arabika dunia. Kala itu, Filipina sempat menjadi satu-satunya negara penghasil kopi global. Meski popularitasnya sempat meredup, sejak 1995 liberika mulai kembali dilirik pasar, meskipun masih tergolong langka secara global.
Cita Rasa dan Penyajian
Rasa liberika dikenal unik dan tidak umum. Dalam kondisi alami, rasanya kerap dibandingkan dengan buah nangka. Bila diproses menggunakan metode washed, karakter rasa buah dan bunga akan lebih terasa, mirip dengan excelsa. Untuk penyeduhan optimal, disarankan menggunakan metode French press, pour-over, atau mesin espresso dengan gilingan medium-halus.
Keunikan Fisik dan Budidaya
Biji liberika memiliki tampilan fisik yang mencolok—ukuran jauh lebih besar dibanding arabika dan robusta, bentuknya asimetris, dan kandungan kafeinnya cenderung lebih rendah. Pohonnya pun bisa tumbuh menjulang hingga 18 meter, sehingga proses panennya hanya bisa dilakukan secara manual.
Karena faktor-faktor tersebut, liberika umumnya dibudidayakan dalam skala kecil oleh petani keluarga. Meski produktivitasnya lebih rendah dibanding varietas lain, nilai jual liberika tetap tinggi karena keunikannya dan jumlahnya yang terbatas di pasar.
Dengan cita rasa khas dan latar belakang sejarah yang kuat, liberika kini mulai menarik perhatian para pecinta kopi dunia yang mencari pengalaman minum kopi di luar arus utama arabika dan robusta.